Istihlal: Memahami Maaf secara Esensial

Minta maaf butuh keberanian. Secara esensi, kegiatan Istihlal (halal bi halal berjamaah) meringankan mereka yang tak berani minta maaf sendirian. 

Keluarga Besar Yayasan Ponpes Ar-Ridwan Al Maliky Bojonegoro beserta para santri, adakan istihlal di halaman Masjid Sayyid Abbas (12/5). Selain ajang silaturahim, agenda tersebut juga membahas pentingnya ucapan maaf secara esensial (makna dasar).

Abah KH Tsalis Duha Ridwan, dalam mauidhohnya menyampaikan, saat ini banyak santri yang saat idul fitri, justru menjadikan permintaan maaf sebagai giat formal yang esensinya menguap hilang. Hal itu karena trend kirim permintaan maaf dengan bahasa yang tak dipahami.

“Banyak yang bilang Minal Aidin wal Faidzin, tapi tidak ada lanjutannya. Harusnya tetap menggunakan bahasa jawa yang halus. Agar maknanya tetap bisa dipahami”. Ucap Abah Tsalis.

Abah berpesan, para santri harus bisa mengucap maaf pakai bahasa jawa. Sebab, ada unsur sopan santun dan akhlakul karimah di dalamnya. Hal ini yang mulai dilupakan santri generasi milenial saat ini. Karena itu, Abah berpesan agar para santri mulai membiasakan diri.

Abah mencontohkan, ucapan idul fitri yang harus dibiasakan para santri adalah “Ngaturake Sedaya Lepat, Nyuwun Agunging Pangapunten”. Yang kurang lebih artinya: Saya akui segala kesalahan saya, dan saya mohon maaf sebesar-besarnya. Baru setelah itu, boleh ditambah Minal Aidin wal Faidzin.

Esensi Maaf

Sesungguhnya, maaf serupa cinta.
Rasa cinta yang tak terungkap akan tetap menjadi cinta. Begitupun, rasa maaf yang tak diucap juga akan tetap menjadi maaf. Sebab, cinta dan maaf akan tetap terdeteksi dari perubahan sikap.

Mereka yang mencintai dan mereka yang meminta maaf, sesunggunya sudah berucap tanpa berkata-kata. Sebab mereka berkomunikasi dengan perubahan sikap.  Hanya, butuh kejelian membaca pertanda, dan tak semua bisa memahaminya.

Karena itu, untuk memudahkan indera merespon permaafan, harus ada ucapan sebagai wasilah formal. Sebab, tak semua orang diberi kapasitas kepekaan psikiologis dalam merespon gejolak pertanda. Di sinilah, mengucap permintaan maaf secara lisan, sangat penting bagi kehidupan sosial.

Istihlal (halal bi halal) adalah formalitas kultural yang memudahkan seseorang meminta maaf secara langsung. Permintaan maaf secara berjamaah ini, cukup membantu mereka yang canggung meminta maaf sendirian.

 

Leave a Comment

error: Content is protected !!
× Ada yang bisa dibantu?