Pusat peradaban islam, selalu ditopang pilar-pilar perpustakaan. Begitupun Ponpes Arridwan Almaliky.
Sejarah membuktikan betapa peradaban islam dunia, selalu dibangun dari kebiasaan memelihara literatur pustaka. Artinya, tiap peradaban islam, selalu memiliki perpustakaan.
Ada dua universitas tertua di dunia yang keberadaannya bermula dari sebuah masjid dan perpustakaan. Diantaranya adalah Universitas Al Qawariyyin di Fez Maroko, dan Universitas Al Azhar di Mesir.
Universitas Al Qarawiyyin dibangun seorang perempuan bernama Fatima al Fihri pada 859 M. Inilah perpustakaan tertua di dunia yang kelak jadi cikal bakal berdirinya Universitas Al Qarawiyyin (universitas tertua di dunia).
Fatima Al-Fihri adalah anak saudagar kaya bernama Muhammad al-Fihri yang tinggal di Fez Maroko. Setelah ayahnya wafat, ia mewarisi kekayaan berlimpah. Namun Fatima tak menumpuk kekayaan untuk kepentingan pribadi.
Sebagai perempuan terpelajar, Fatima menyedekahkan harta benda warisan orang tuanya, untuk membangun masjid dan perpustakaan, sebagai pusat pendidikan di Fez Maroko.
Kelak, tempat itu bermetamorfosis menjadi Universitas Al Qawariyyin, universitas islam tertua, bagian dari pusat peradaban islam dunia. Ibnu Khaldun, bapak sosiologi dunia, adalah lulusan Universitas Al Qawariyyin.
Universitas Al Azhar Mesir juga dibangun dari masjid dan perpustakaan. Al-Azhar merupakan warisan Dinasti Fatimiyah (909-1171). Lembaga ini dinamai Al-Azhar untuk menghormati Fatimah, putri Kanjeng Nabi Muhammad Saw. yang disebut sebagai Al-Zahra (bercahaya).
Mula-mula, Al Azhar didirikan sebagai masjid yang pembangunannya selesai pada 972 M. Masjid tersebut dilengkapi sebuah perpustakaan yang kelak diberi nama Darul Ilmi, sebagai ruang belajar. Perpustakaan Al Azhar ini, pertama dibuka untuk umun pada 1045 M.
Dari keberadaan masjid dan perpustakaan itulah, kelak Al Azhar berkembang menjadi salah satu universitas dan pusat peradaban islam terbesar di dunia.
Cerita di atas menunjukan betapa pentingnya perpustakaan bagi lembaga pendidikan. Perpustakaan selalu jadi indikator sejauh mana kepedulian terhadap ilmu pengetahuan.
Meski keberadaannya kerap dinilai sebagai asesoris pemantas ruangan, perpustakaan adalah pusat keramat lembaga pendidikan.
Ponpes Arridwan Almaliky Bojonegoro juga menjadikan perpustakaan sebagai bagian penting dari pusat pembelajaran para santri. Ini dibuktikan dengan adanya tradisi literasi Arridwan Almaliky, semesta membaca para santri.
Semesta Literasi Arridwan Almaliky (Serasi Army) dan Santri Arridwan Sahabat Quran (Sansaqa) merupakan program-program kepustakaan yang ada di Ponpes Arridwan.
Di mana, para santri dibiasakan untuk membaca, menulis, dan melakukan riset penelitian sejak dini dengan pusat kegiatan berbasis di perpustakaan.
Meski sementara ini koleksi perpustakaan masih berjumlah ratusan, dari sana kelak akan lahir para pioner peradaban. Dengan sesekali bermimpi dan berlipat-lipat bacaan sholawat, insya Allah qobul hajat. Amiin yaa Mujibassailin.