Hakekat Tim Media dan Peran Pentingnya bagi Lembaga

Selain mengelola persebaran informasi, Humas (Tim Media) merupakan benteng pertama bagi citra dan reputasi sebuah lembaga. 

Artikel ini ditulis untuk memotivasi teman-teman Tim Media Ar-Ridwan agar tetap bersemangat menjalankan fungsi kehumasan yang amat penting bagi perkembangan lembaga.

Di sini, penulis akan menjelaskan hakekat dan peran media kehumasan dari sudut pandang profesionalitas duniawi sekaligus wasilah ukhrowi. Sehingga mudah ditangkap dari berbagai sisi sekaligus.

Dalam ilmu Public Relation (PR) atau hubungan masyarakat (Humas), media punya peran yang tidak sederhana bagi eksistensi sebuah lembaga. Ini alasan kenapa tiap lembaga atau institusi wajib mempunyai Humas.

Setiap lembaga pasti butuh PR. Setiap lembaga, pasti membutuhkan fungsi Humas sebagai perpanjangan tangan sekaligus pertebalan tembok perlindungan. Ini alasan kenapa Humas adalah bagian penting dari sebuah lembaga.

Istilah awamnya, baik buruk sebuah lembaga, ada di tangan Humasnya. Kehumasan yang bagus, akan membuat lembaga lebih meyakinkan di mata pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat. Dan Tim Media, dalam hal ini, adalah Humas.

Saking penting dan kompleksnya kerja kehumasan, seorang pakar Public Relation bernama Ronn Torossian mengatakan: Public Relation is mix of jurnalisme, lawyering and psychology. Maksudnya, kerja kehumasan adalah perpaduan antara ilmu jurnalisme, advokasi dan psikologi.

Jurnalisme, dalam kehumasan sebuah lembaga; berfungsi mengelola informasi dan membangun branding positif lembaga. Sehingga publik terus menaruh rasa percaya pada lembaga.

Lawyering (pembelaan) atau advokasi, dalam kehumasan sebuah lembaga, memegang peran sebagai bidang yang melakukan pembelaan atas apa-apa yang mungkin merugikan langkah lembaga.

Sedangkan Psikologi, dalam kehumasan berperan memetakan dan menganalisis kecenderungan pasar (dalam hal ini calon santri, wali santri dan masyarakat) agar kebijakan yang diambil lembaga tepat sasaran.

Maka, tak heran jika orang yang berkutat di bidang media kehumasan profesional, dipastikan sangat menguasai disiplin ilmu jurnalisme, teknik advokasi dan konsep psikologi secara bersamaan.

Nah, ketiga fungsi kehumasan berupa jurnalisme, advokasi dan psikologi tadi, ada pada Tim Media Ar-Ridwan. Artinya, kita adalah bidang yang paling bertanggung jawab atas kemajuan sebuah lembaga.

Itu tadi fungsi kehumasan (media) secara profesionalitas duniawi. Nah, sekarang penulis ingin menjelaskan fungsi kehumasan ditilik secara ukhrowi atau wasilah ilahiah, biar semangatnya tambah besar dan berkah.

Syaikhina Bahauddin Nursalim (Gus Baha) pernah berkata bahwa kenabian Kanjeng Nabi Muhammad Saw tidak lepas dari peran media. Dalam hal ini, cerita dan perbincangan yang dilakukan oleh para Sahabat kepada orang lain.

Gus Baha mengistilahkan para Humas Kanjeng Nabi Muhammad Saw dengan istilah Ahlul Hadoroh atau orang yang selalu hadir. Maksudnya, mereka yang hadir dan mengetahui, lalu menceritakan tentang Rosulullah Saw kepada orang lain.

Begitupun kita, Tim ini. Kita Ahlul Hadoroh di lembaga. Kita hadir bukan karena kepentingan pribadi, tapi karena memang sudah tinakdir dan dipilih Gusti Allah. Kita hadir untuk mengetahui, lalu menceritakan lembaga kita pada orang lain, karena Allah.

Dari para Ahlul Hadoroh (Humas) itulah, kenabian Kanjeng Nabi Muhammad Saw bisa diketahui banyak orang. Bahkan, kita yang secara letak geografis berada jauh dari jangkauan Kanjeng Nabi Muhammad Saw pun, mengetahui kisah beliau Saw.

Bahkan, disadari atau tidak, saat ini kita bisa membaca Al Qur’an juga tak lepas dari peran media di dalamnya. Sebab, tanpa ditulis dan disebarkan, Al Qur’an sulit bisa sampai ke depan mata kita.

Karena itu, ada sahabat yang bertugas menulis wahyu seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Kaab dan lain-lain. Selain menulis wahyu, para sahabat ini juga menulis surat pada raja-raja dan mencatat akad perjanjian.

Ini menunjukan betapa peran media informasi dan komunikasi atau bidang kehumasan, sudah ada sejak Kanjeng Nabi Muhammad Saw masih hidup. Artinya, tugas media yang kita emban dan lakukan hari ini, bukan sebuah bid’ah. Hehe

Dengan alasan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kegiatan yang kita lakukan saat ini, sudah pernah dilakukan para Sahabat saat Kanjeng Nabi Muhammad Saw masih hidup.

Nah, siapa tahu, apa yang kita lakukan sebagai Tim Media ini bisa jadi wasilah turunnya ridha Allah dalam kehidupan kita. Sebab, mensyiarkan Kitab Suci Al Qur’an dan Kanjeng Nabi Muhammad Saw adalah bagian dari apa yang kita kerjakan saat ini.

 

Ahmad Wahyu Rizky 

Leave a Comment

error: Content is protected !!
× Ada yang bisa dibantu?